Perbuatan tidak setuju yang dikerjakan pemilik serta partner kapal pada ketetapan pengelola Pelabuhan Tawau yang baru dianggap tidak berkelanjutan. Karena, perbuatan tidak setuju dengan lakukan berhenti serta tidak lakukan penyeberangan Nunukan-Tawau serta demikian sebaliknya tak dikerjakan semuanya.
“Sikap pemilik serta partner kapal itu jelas sekali nampak. Tak kompak. Ada yang sepakat serta ada yang tak, ” papar Armin, salah seseorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di salah satunya lembaga vertikal di Kabupaten Nunukan pada Radar Nunukan, Selasa (20/12) .
Selayaknya, susulnya, jika memang pengin tegas, mulai sejak awal terdapatnya ketetapan baru itu tidak perlu beroperasi. Tutup hingga pihak pengelola yang hadir minta. Namun ini tak. Fakta kemanusiaan, konsisten ikut melintas ke Tawau. Parahnya kembali, agen kapal konsisten membuka serta mendaftar tiap-tiap penumpang yang hadir. “Ya, jika memang tak sukai dengan ketetapan pengelola pelabuhan Tawau yang baru, tegas tak terima service. Namun, ini tak. Konsisten terima penumpang, ” kesalnya.
Baca Juga:
Menurut dia, sikap plin rencana pemilik serta partner kapal laut ini berubah menjadi perhatian pengelola Pengelola Pelabuhan Tawau yang baru. Mereka memandang apabila ketetapan yang dipraktekkan itu di terima penumpang. Karena, ada-ada saja service. “Selama penyeberangan berjalan, pihak pengelola itu udah bisa jadikan tanda untuk bukti apabila penumpang asal Indonesia itu bisa. Buktinya beberapa saat kapal konsisten beroperasi kok, ” katanya.
Jafar, salah seseorang partner kapal tak menolak pengakuan itu. Karena, realita di lapangan memang benar ada pemilik kapal yang malah menyuport ketetapan pengelola Pelabuhan Tawau yang baru. Demikian juga dengan partner kapal. “Memang ada yang tak kompak. Diam-diam berikan suport ke pihak Malaysia. Utamanya pemilik kapal. Ada yang cuma pikirkan bisnisnya. Bukan pikirkan beberapa orang yang mencari penghidupan di kapalnya, ” papar Jafar.
Salah seseorang pemilik kapal, yang minta namanya tidak dimaksud menuturkan, bentuk suport pada partner kapal itu udah dikerjakan. Satu diantaranya berhenti berlayar. Beberapa saat udah dikerjakan dengan angan-angan mendapatkan perhatian. Itu udah dikerjakan. “Kalau disebutkan tak kompak itu salah. Kami udah kompak tak berlayar serta melayani penumpang ikut sebelumnya. Namun, tuntutan penumpang itu ada. Izin kami dapat dicabut jika tak melayani penumpang, ” ujarnya.
“Sikap pemilik serta partner kapal itu jelas sekali nampak. Tak kompak. Ada yang sepakat serta ada yang tak, ” papar Armin, salah seseorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di salah satunya lembaga vertikal di Kabupaten Nunukan pada Radar Nunukan, Selasa (20/12) .
Selayaknya, susulnya, jika memang pengin tegas, mulai sejak awal terdapatnya ketetapan baru itu tidak perlu beroperasi. Tutup hingga pihak pengelola yang hadir minta. Namun ini tak. Fakta kemanusiaan, konsisten ikut melintas ke Tawau. Parahnya kembali, agen kapal konsisten membuka serta mendaftar tiap-tiap penumpang yang hadir. “Ya, jika memang tak sukai dengan ketetapan pengelola pelabuhan Tawau yang baru, tegas tak terima service. Namun, ini tak. Konsisten terima penumpang, ” kesalnya.
Baca Juga:
Menurut dia, sikap plin rencana pemilik serta partner kapal laut ini berubah menjadi perhatian pengelola Pengelola Pelabuhan Tawau yang baru. Mereka memandang apabila ketetapan yang dipraktekkan itu di terima penumpang. Karena, ada-ada saja service. “Selama penyeberangan berjalan, pihak pengelola itu udah bisa jadikan tanda untuk bukti apabila penumpang asal Indonesia itu bisa. Buktinya beberapa saat kapal konsisten beroperasi kok, ” katanya.
Jafar, salah seseorang partner kapal tak menolak pengakuan itu. Karena, realita di lapangan memang benar ada pemilik kapal yang malah menyuport ketetapan pengelola Pelabuhan Tawau yang baru. Demikian juga dengan partner kapal. “Memang ada yang tak kompak. Diam-diam berikan suport ke pihak Malaysia. Utamanya pemilik kapal. Ada yang cuma pikirkan bisnisnya. Bukan pikirkan beberapa orang yang mencari penghidupan di kapalnya, ” papar Jafar.
Salah seseorang pemilik kapal, yang minta namanya tidak dimaksud menuturkan, bentuk suport pada partner kapal itu udah dikerjakan. Satu diantaranya berhenti berlayar. Beberapa saat udah dikerjakan dengan angan-angan mendapatkan perhatian. Itu udah dikerjakan. “Kalau disebutkan tak kompak itu salah. Kami udah kompak tak berlayar serta melayani penumpang ikut sebelumnya. Namun, tuntutan penumpang itu ada. Izin kami dapat dicabut jika tak melayani penumpang, ” ujarnya.
Komentar
Posting Komentar